JAKARTA- Dalam kesempatan membuka Rapat Kerja
Nasional (Rakornas) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI), di Istana
Negara, Jakarta, Selasa (26/2) siang, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menitipkan pesan terkait dengan penanganan permasalahan stunting atau gizi buruk di tanah air.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih karena angka stunting
kita sudah turun dari 37 persen menjadi 30 persen. Turunnya juga
drastis, tapi saya minta harus anjlok lagi sampai ke bawah 20 persen,”
kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada kesempatan tersebut.
Presiden optimistis target turun sampai
di bawah 20 persen itu bisa dicapai. Namun diakuinya, hal itu harus
dikerjakan bersama-sama oleh jajaran pemerintah, jajaran aparatur sipil
negara, jajaran KORPRI, dari pusat sampai ke daerah.
Selain soal stunting, Presiden
Jokowi juga menekankan soal Dana Desa, yang menurutnya merupkan uang
gede. “Sampai 2018 kemarin telah kita gelontorkan Rp187 triliun ke
desa-desa, ke 74.900 desa yang ada. Sampai akhir 2019 ini berarti
totalnya akan Rp257 triliun,” ungkapnya.
Untuk itu, Presiden meminta agar sistem
pengawasan, sistem monitoring, betul-betul harus dijaga agar Dana Desa
ini menetas betul, menjadi barang, bermanfaat. “Entah itu yang namanya
jalan desa, posyandu, PAUD, pasar desa, jembatan, irigasi yang ada di
desa, embung, air bersih yang ada di desa. Semuanya ini harus
betul-betul dimonitor/diawasi oleh kita semuanya,” ujarnya.
Ubah Orientasi
Sebelumnya Presiden Jokowi meminta kepada segenap jajaran KORPRI untuk mengubah orientasinya, bukan orientasi prosedur tapi orientasi
hasil. “Sekarang ini orientasinya harus hasil, prosedur mengikuti karena
prosedur memang sudah kewajiban kita,” tegasnya.
Untuk itu, Presiden mengingatkan, kalau
mendesain sebuah APBN/APBD, desainlah sesimpel mungkin, sesederhana
mungkin, enggak usah banyak-banyak program. “Program itu sedikit, fokus,
konsentrasi, sasarannya jelas, tepat, gampang mengontrolnya, gampang
mengeceknya, hasilnya dirasakan oleh rakyat. Goal-nya masih ke sana. Semua harus memulai ini,” tutur Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, sekarang ini kita
sering sekali harus setiap seksi ada kegiatan, setiap bagian ada
kegiatan. Presiden menilai, tidak seperti itu. Presiden mencontohkan,
misalnya ada 15 seksi lima belas, enggak apa-apa yang diberi 5 dulu.
“Mungkin tahun depan gantian yang lima
lagi, tapi ada konsentrasi betul ke mana arah kita, ke mana tujuan kita,
di mana skala prioritas kita. Arah-arah seperti itu harus kita ubah,
kita harus berubah, kita harus berubah,” tegas Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara
lain Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Sekrearis Kabinet
Pramono Anung, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) Syafruddin, dan Ketua KORPRI Zudan Arif Fakhrulloh. (setkab.go.id)

Komentar
Posting Komentar